Wednesday, March 28, 2012

Resume Film Laskar Pelangi


LASKAR PELANGI


Suatu siang di sebuah kendaraan umum ikal biasa ia dipanggil, anak asli pesisir belitong mulai menceritakan kembali kisah hidupnya. Kisah hidup seorang anak pesisir miskin di kota belitong.
Belitong pada tahun 1974 dan usia ikal baru 6 tahun dimana pagi itu dengan menggunakan sepatu bekas kakak perempuannya ia berangkat diantar oleh ayahnya untuk mendaftar sekolah. Dengan menaiki sepedah ontel satu-satunya yang dimilik ayahnya, ikal diantar menuju ke sekolah. Sepanjang perjalanan menuju sekolah ikal dan ayahnya mendapat celaan dari setiap orang yang mereka temui dijalan. Mereka mencela ikal dan ayahnya karna mengetahui kalau ikal akan mulai bersekolah, sedanggkan orang tuanya hanya buruh tambang timah biasa. Orang-orang beranggapan percuma bila sekolah jika akhirnya akan menjadi kuli juga sama seperti orang tuanya. Dengan semangat dan kepercayaan bahwa anaknya harus bersekolah ayah ikal yang hari itu izin dari perusahaan pertambangan semangat untuk mengantar ikal besekolah.
Tidak hanya ikal yang berjuang pagi itu, bu muslimah pun ikut berjuang berangkat kesekolah dengan semangat dan keyakinannya bahwa hari itu sekolah dasar muhammadiah akan mendapat murid baru, karna sudah beberapa tahun belakangan ini tidak mendapat murid. Pagi itu pun di tempat yang berbeda seorang anak bernama kucai yang biasa ikut menambang timah harus diteriaki orang tuanya agar kucai mau pergi kesekolah.
Ini adalah hari dimana tahun ajaran baru, semua sekolah menerima murid baru begitu juga sekolah dasar muhammadiah yang dipimpin oleh pak harfan yang didampingi bu muslimah dan pak bakri. Disekolah ini hanya ada dua pengajar sedangkan pak harfan selain sebagai kepala sekolah ia juga mengajar mata pelajaran agama islam.
Pagi itu belitong terlihat sibuk, semua orang mulai beraktifitas dan sibuk mengantar anak-anak mereka bersekolah. Sepanjang perjalanan bu muslimah menikmati suasana perjalanan. Sesampainya disekolah bum muslimah melihat serang anak laki-laki telanjang kaki berdiri dengan memegang sepedah tua. Anak itu lintang dari tanjung pelumpang daerah yang jauh dari kota belitong, ia datang seorang diri dengan membawa sepucuk surat yang mewakili orang tuanya karna tidak bisa datang harus pergi melaut. Melihat keseriusan serta daerah asalnya bu muslimah sangat senang dan menyambut baik niat lintang. Bu muslimah lalu menyuruh lintang memarkirkan sepedahnya. Pak harfan keluar kelas dan menyapa bu muslimah di lapangan sambil bertanya tentan serang anak kecil yang disapa bu muslimah pagi ini. Bu muslimah menjelaskan lintang anak pesisir yang ingin bersekolah dan bu muslimah yakin jika pagi ini sekolah dasr muhamadiah akan mendapat 10 orang murid.
Alarem perusahan timah berseru menandakan waktunya mulai para buruh mulai bekerja. Dan bersamaan itu juga murid baru sekolah dasar muhammadiah memasuki ruang kelas. Sepuluh adalah harapn semua orang pagi itu, dimana sekolah dasar muhammadiah harus bisa mendapat 10 orang murid baru pada tahun ini. Tidak hanya sekolah dasar muhammadiah tetapi seluruh anak yang berada di dalm kelas itu berharap hal yang sama. Dimana anak-anak miskin di daerah belitong bisa bersekolah dengan murah. Semua orang yang berada diruang kelas berharap cemas bisakah 10 murid didapat pagi ini. Sedangkan di SDN PN timah sudah dipenuhi murid baru dengan biaya yang tinggi serta seragam mereka yang bagus membuat sekolah itu menjadi sekolah terbaik dan termahal di belitong. Sementara pak harfan dan bu muslimah meminta waktu pendaftaran murid baru dibuka hingga pukul 11.00 siang, memastikan ada 10 murid yang tedaftar. Karna jika hari itu tidak terdapat 10 murid yang bersekolah di sekolah dasar muhamadiah maka sekolah itu akan ditutup oleh yayasan. Pukul 11.00 pun telah lewat pak harfan memutuskan memberitahu seluruh orang tua dan murid yang menunggu bahwa sekolah dasar muhamadiah tidak dapat beroprasi lagi. Karena ketentuan yang sudah ditetapkan oleh yayasan dan kepala sekolah. Dan seterusnya…

No comments:

Post a Comment